Pertanyaan Sejuta Umat : NTSC ato PAL?

NTSC ato PAL? Apa gunanya dan apa bedanya? Inilah pertanyaan yang paling sering ditanya sama orang baik yang awam maupun praktisi. Jangan heran, kadang yang katanya udah seniorpun sebenarnya secara teknis ga tau apa bedanya. Paling jawabannya, udah pake PAL aja karena di Indonesia pake sistim itu, NTSC untuk orang bule.

Pertanyaannya, kedua istilah ini muncul terus secara teknis pada saat mau beli kamera ato pas di editing. Salah pilih, bisa kacau dunia persilatan.

Yuk kita coba ulas deh soal yang cukup memusingkan ini.

Definisi secara sederhananya, NTSC dan PAL itu adalah sistim dasar  yang dipakai pada peralatan penyiaran (broadcasting) berbasis analog atau yang siarannya masih pake kaset. Kalau istilah di komputer / gadget itu kurang lebihnya seperti ada OS windows 32bit / 64bit, iOS, Android, Symbian, Blackberry; yang masing2 punya karakter sendiri2. Kalau murni tanpa bantuan software pendukung, user pasti akan kesulitan untuk kirim2 data lintas OS, karena masing-masing OS itu berbeda dalam menerjemahkan (encoding) sebuah data. Demikian pula halnya dengan NTSC dan PAL, yang ga bakalan bisa ngobrol kalau tanpa bantuan peralatan pendukung. Kalau kita punya kaset video NTSC (VHS/Betamax/BetaCAM) terus kita puter di video player yang cuma berbasis PAL, gak bakalan keluar tuh gambarnya, demikian juga sebaliknya.

SO, WHAT IS NTSC and PAL?

Sebenarnya di dunia ini ada 3 sistim utama yang dipakai, yaitu NTSC, PAL dan SECAM. Cuman ga tau kenapa yang namanya SECAM itu seperti mati suri, ga pernah diperhitungkan sama para produsen peralatan.

NTSC itu singkatan dari National Television System Committee. Sistim penyiaran analog ini dipake di Amerika; Birma; KorSel; Taiwan; Jepang dan  Filipina. PAL singkatan dari Phase Alternating Line dipake di Indonesia , Australia dan sebagian besar Eropa. SECAM singkatan dari bahasa Perancis yaitu Séquentiel Couleur Avec Mémoire (Sequential Color with Memory) yang biasa dipake di negara seperti Perancis, Timur Tengah, Rusia.

KENAPA HARUS BEDA? Note:Kita bahas NTSC dan PAL aja ya, karena SECAM ga penting dan juga istilahnya udah ga pernah keliatan dimana-mana.

Perbedaan ini terjadi karena adanya perbedaan tegangan arus listrik di setiap negara2 tersebut. Amerika secara arus listriknya mengeluarkan 60Hz sementara Indonesia 50Hz. Tegangan listrik ini diperlukan dalam mengirimkan signal gambar dari station pemancar TV ke TV kita di rumah. Secara matematika listriknya (yang saya juga ga ngerti gimana ngitungnya) di Amerika itu dengan arus listrik 60Hz, station pemancar mampu untuk mengirimkan 60 frame/gambar perdetik, sementara di Indonesia dengan 50Hz nya, mampu mengrimkan gambar 50 frame/gambar perdetik. Dengan perhitungan ini maka lahirlah kode baru dalam perfilman yaitu 60 frame per second (fps) dan 50 fps.

Perlu juga kita catat secara sejarahnya, perbedaan sistim ini terjadi setelah adanya teknologi TV berwarna. Perseteruan teknologi antara sesama station TV  dan juga persaingan antara produsen TV di Amerika, yang mengakibatkan dibentuknya komite untuk menyelaraskan dan meredam perseteruan tersebut. Maka lahirlah sistim NTSC tersebut. Sementara di Eropa, ketika sistim ini diadopsi, banyak terjadi keluhan atas kualitas gambar, warna dan suara. Karena memang secara sistim tegangan arus listrik dan kontur geografi di Eropa yang berbeda, maka lahirlah sistim PAL di sana untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Secara teknis, pada saat gambar itu dipancarkan dari station TV ke rumah kita, gambar tersebut tidaklah terkirim dalam bentuk utuh, melainkan dalam bentuk kumpulan garis horisontal. Pada sistim NTSC, untuk setiap satu frame, jumlah garis yang terkirim itu sebanyak 525 sementara dalam sistim PAL untuk setiap satu frame sebanyak 625 garis. Sistim pengiriman garis2 horisontal ini secara teknis kemudian lebih dikenal dengan nama sistim INTERLACED. Sering disingkat dengan huruf “i“. Contohnya 60i / 50i dstnya.

Seperti yang kita tahu, film itu adalah kumpulan dari gambar secara sequential. Nah untuk mengirimkan gambar yang akan terlihat halus bergerak di TV pemirsanya dan tepat waktu, sistim pemancar analog ini harus mengirimkan dua set kumpulan garis (atas dan bawah) untuk setiap gambar yang dipancarkan. Istilah ini dikenal dengan nama FIELD. Jadi untuk mengirimkan satu gambar, setiap sistim secara teknis akan membagi dua jumlah kumpulan garis yang dikirimkan  berikut dengan jumlah fps nya.

Penyebutan field ini macam2, ada yang bilang field 1 dan field 2, ada juga yang bilang field atas dan bawah (upper and lower field) dan ada juga yang menyebutnya garis ganjil dan genap (odd and even lines). Istilah penyebutan yang berbeda ini biasanya sering ditemukan di software2 editing baik itu video maupun still image.

NTSC menjadi 262.5 garis dalam 30fps, PAL menjadi 312.5 garis dalam 25fps. Nah, akibat dari sistim analog inilah kemudian dunia persilatan kita mengenal istilah NTSC 60/30 fps, sementara PAL 50/25 fps.

Karena alasan di atas, makanya sering kita temukan gambar2 ato footage2 yang bergaris2 pas saat setelah kita masukan ke dalam mesin editing. Hal ini sering banget terjadi kalo kita terima data2 lama yang sewaktu shootingnya masih menggunakan kamera yang masih pake kaset video (VHS/miniDV dll). Cara mengurangi efek interlaced ini, kalau ga parah2 banget masih bisa pake efek deinterlaced; tapi kalau parah yaaa nasib buruk deh….hiks

Kenapa sistim kaset bisa begitu? Karena kalo kita lihat pita kaset video, tidak ada bentuk kotak frame di sana. Kaset video dibuat secara magnetik dengan mengadopsi sistim field. Jika ada masalah pada head recorder di kamera pada saat shooting, atau head player pada saat capturing/digitizing, maka kemungkinan field tidak terbaca dengan baik akan terjadi, walhasil bergarislah dia. Kalau sudah begini biasanya yang keringet dingin si tukang ngedit…..hahahaha.

RESOLUSI SISTIM TV ANALOG

Sebelumnya udah pada tau belum resolusi dalam film itu apa?

Resolusi itu adalah jumlah satuan pixel yang bisa ditampung oleh suatu media (TV/Monitor dll). Semakin padat / besar jumlah pixelnya, katanya akan semakin bagus pula hasil gambar yang dihasilkan. Ga percaya? Silahkan coba sendiri ya…hehehe

Tadi udah dibahas, bahwa masing2 sistim mempunyai perbedaan dalam jumlah garis horisontal yang dihasilkan akibat dari arus listrik. NTSC 525 garis, PAL 625 garis. Nah perbedaan jumlah garis ini berakibat langsung kepada besaran resolusi gambar yang dihasilkan. Pada sistim NTSC, hasil gambar yang prima bisa dihasilkan oleh 480 garis dari 525 garis yang dikirim sementara PAL hanya 576 garis dari 625 garis yang dikirim. Sisanya entah menguap kemana.

Karena alasan itu maka NTSC mempunyai resolusi 720 x 480 pixels, dan untuk PAL 720 x 576 pixels. Kalo diperhatikan, masing-masing NTSC dan PAL tidak ada perbedaan dalam jumlah garis vertikal yang bisa dikirim, yaitu sama2 bisa mengirim dan menerima 720.

Secara teknis, sekarang sudah bisa kita bayangkan kenapa cross platform NTSC ke PAL ato sebaliknya adalah hal yang tidak mungkin jika tanpa bantuan peralatan pendukung. Kalo jaman dulu, buka jasa transfer sistim ini aja bisa hidup sejahtera lhoo…hahaha.

KALAU GITU MANA YANG LEBIH BAGUS?

Jawabannya……….sama aja untuk jaman sekarang yang kebanyakan udah berbasis digital, dan outputnya cmn sekedar untuk naik di medsos ato jadi DVD/VCD. TAPIIIII, kalo hasil akhirnya bakalan tayang di station2 TV kita, maka kita harus tunduk dan patuh yaaa dengan menggunakan sistim PAL, dari pada udah cape2 bikin terus ditolak karena ga keluar gambarnya?

Sekali lagi, perkembangan teknologi saat ini juga sudah memudahkan kita. Meski shooting pake 30fps, tapi saat editan hasil akhir tetep bisa jadi 25fps. Lagipula, sistim ini umurnya juga gak akan lama lagi, karena semuanya akan masuk ke era digital alias era tanpa kaset. (in)

Q: Kalo untuk layar lebar gimana om, pake sistim apa? …..Itu nanti ya bahasannya dikit lagi sampe kesana deh ilmunya, janji :D.

“That’s all folks; keep rolling, action and cut!!”

Leave a comment